Adakah Bid’ah Hasanah?
(1) – Semua bid’ah Adalah Sesat
Bismillah..
Segala puji bagi Allah Rabb sekalian alam, sholawat dan salam
bagi Nabi yang ummiy Al Amin, juga untuk keluarga dan para sahabatnya.
Suatu hal yang seringkali menjadi perbincangan adalah penetapan
ada atau tidaknya bid’ah hasanah dalam dinul islam yang telah Allah sempurnakan
ini.
Maka dalam tulisan saya
ini, insya allah pembahasan akan saya titik beratkan pada tiga hal berikut ini:
1.
Penegasan bahwa semua bid’ah adalah sesat, dengan dalil dari Al
Qur’an dan Sunnah serta Atsar dari para sahabat Rasulullah, sesuai dengan
penjelasan para ulama
2.
Penjelasan dalil-dalil yang digunakan oleh orang yang menganggap
adanya bid’ah hasanah, khususnya dalil-dalil yang biasa digunakan oleh pendebat
3.
Penegasan bahwa tidak ada bid’ah hasanah dalam islam
Barangsiapa yang bersikap adil dalam membaca tulisan ini, maka
akan dapat mengetahui secara pasti bahwasanya tidak ada bid’ah hasanah dalam
islam. Walaupun hawa nafsu sebagian manusia menolaknya.
Maka aku wasiatkan kepada
diri kami sendiri dan kepada saudaraku semuanya, untuk mengingat kembali firman
Allah subhanahu wa ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالأقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Wahai
orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biar pun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau pun miskin, maka Allah lebih
tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena
ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata)
atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui
segala apa yang kamu kerjakan.” (An Nisaa: 135)
Jika hal ini telah dipahami, maka saya akan memulai untuk masuk
kepada pembahasan inti dari tulisan ini.
Poin
Pertama: Penegasan Kembali, Bahwa Semua Bid’ah Adalah Sesat
Poin ini hendaknya benar-benar mendapat perhatian yang lebih
dari pembaca, dan hendaknya membacanya dengan sikap adil dan tidak memihak
kepada kebatilan, disini akan disebutkan dalil-dalil dari Al Qur’an yang mulia
dan Sunnah yang suci tentang sesatnya perbuatan bid’ah, beserta beberapa
penjelasan dari para ulama tentang dalil-dalil tersebut.
Dalil Pertama:
Firman Allah subhanahu wa ta’ala:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu
jadi agama bagimu.” (Al Maidah: 3)
Telah
berkata Imam Malik bin Anas rahimahullah:
“Barangsiapa mengada-adakan
di dalam islam suatu kebid’ahan yang dia melihatnya sebagai suatu kebaikan, ia
telah menuduh bahwa Muhammad shallallahu’alaihi
wa sallam mengkhianati risalah, karena Allah Ta’ala berfirman: Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai
Islam itu jadi agama bagimu.”Maka sesungguhnya yang tidak menjadi bagian
dari agama pada hari itu (hari pada saat ayat ini turun –ag), tidak menjadi
bagian dari agama pula pada hari ini.” (Al I’tishom, Imam Asy Syatibi 1/64)
Berkata Al
Imam Asy Syaukani rahimahullah:
“Maka sungguh, apabila
Allah subhanahu wa ta’ala telah
menyempurnakan agamaNya sebelum mematikan Nabi-Nya Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam,
bagaimana dengan pendapat orang yang mengada-adakan setelah Allah
menyempurnakan agamaNya?! Seandainya sesuatu yang mereka ada-adakan termasuk
dalam urusan agama, berarti(mereka
menyatakan bahwa –ag) belum sempurna agama ini, ini
berarti mereka telah menolak Al Qur’an, dan jika apa yang mereka ada-adakan
bukan termasuk dari urusan agama, maka apa faedahnya menyibukkan diri dengan
sesuatu yang bukan dari urusan agama?
Ini adalah hujjah yang
terang dan dalil yang agung, tidak mungkin orang yang mengandalkan akalnya
dapat mempertahankan hujjahnya selama-lamanya. Maka jadikanlah ayat yang mulia
ini sebagai hujjah yang pertama kali memukul wajah ra’yi (orang yang
mengandalkan akalnya) dan menusuk hidung-hidung mereka dan mematahkan hujjah
mereka. (Al Qoulul Mufid fi
Adillati Al Ijtihad wa At Taqlid hal.
38)
Dalil Kedua:
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda “Barangsiapa yang hidup diantara kalian sepeninggalku,
niscaya dia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu kalian wajib
berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin yang berpetunjuk
(yang datang) sesudahku, gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian. Dan
jauhilah perkara-perkara baru yang diada-adakan (dalam urusan agama, -ag),
karena sesungguhnya setiap perkara yang baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu
sesat.” (HR. Ahmad, Abu Dawud,
Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad Darimi)
Telah
berkata Al Imam Ibnu rajab rahimahullah:
“Sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam <span>كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ (semua bid’ah
adalah sesat) merupakan kata yang menyeluruh, dan
tidak ada pengecualian sedikitpun dan merupakan dasar yang
agung dari dasar-dasar agama.” (Jami’ul
Ilmi hal.
549)
Telah
berkata Al Imam Ibnu Hajar rahimahullah:
“Sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ (semua bid’ah
adalah sesat) merupakan qoidah syar’iyyah yang menyeluruh baik lafadz maupun maknanya.
Adapun lafadznya, seolah-olah mengatakan “Ini hukumnya bid’ah, dan semua bid’ah
adalah sesat.”
Maka, bid’ah tidak
termasuk bagian dari syariat, karena semua syariat adalah petunjuk (bukan
kesesatan –ag), apabila telah tetap bahwa hukum yang disebut itu adalah bid’ah,
maka ditetapkanlah كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ (semua bid’ah adalah sesat) baik secara lafadz maupun maknanya, dan inilah yang dimaksud. (Fathul Baari 13/254)
Berkata
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah:
“Sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ (semua bid’ah
adalah sesat) makna yang terkandung didalamnya bersifat
menyeluruh, umum, mencakup dan didukung dengan kata yang kuat. Mencakup dan
umum pula yaitu pada lafadz كُلُّ (semua). Maka
segala sesuatu yang didakwahkan sebagai bid’ah hasanah, jawabannya adalah
dengan ucapan diatas, sehingga tidak ada pintu masuk bagi ahlul bid’ah untuk
menjadikan bid’ah mereka sebagai bid’ah hasanah, dan ditangan kami ada pedang
yang sangat tajam dari Rasulullahshallallahu’alaihi
wa sallam, yakni كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ (semua bid’ah adalah sesat).
Pedang yang sangat tajam
ini dibuat di atas nubuwah dan risalah, dan tidak dibuat di atas sesuatu yang
goyah, dan bentuk kalimat yang digunakan oleh Nabi shallallahu’alaihi wa sallamini
sangat jelas, maka tidak mungkin seseorang menandingi pedang yang tajam ini
dengan mengatakan adanya bid’ah hasanah (bid’ah yang baik –ag), sementara Rasulullahshallallahu’alaihi wa sallam bersabda
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ (semua bid’ah adalah sesat). (Al Ibda fi Kamalisy Syar’i wa Khothiri Al Ibtida’ hal.
13)
Dalil
Ketiga:
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa mengada-adakan dalam urusan kami ini perkara yang
tidak ada asalnya, maka hal itu tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berkata
Al Imam Asy Syaukani rahimahullah:
“Hadits ini termasuk
pondasi pokok agama, karena termuat di dalamnya banyak hukum yang tidak bisa
dibatasi. Betapa jelas
sumber dalil untuk membatalkan ahli fiqh yang berpendapat bahwa bid’ah itu
terbagi menjadi beberapa bagian, dan penolakan mereka
secara khusus tentang sebagian di dalamnya, sementara tidak ada pengkhususan
(yang dapat diterima) baik dari dalil aqli maupun naqli (dari qur’an maupun
sunnah –ag)
Dalil
Keempat:
قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رضي الله عنه اِتَّبِعُوْا وَلاَ تَبْتَدِعُوْا، فَقَدْ كُفِيْتُمْ، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Berkata Abdullah bin
Mas’ud radhiyallaahu’anhu: “Ikutilah
(tuntunan rasulullah –ag), danjangan kalian berbuat bid’ah, sungguh
telah cukup bagi kalian, dan semua bid’ah adalah
sesat.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Baththah dalam Al Ibanah no 175 (1/327, 328), dan
Al Lalika’I no. 104 (1/86))
Dalil
Kelima:
Berkata Abdullah bin Umar radhiyallaahu’anhu: “Semua bid’ah adalah sesat, walaupun manusia
melihatnya baik.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Baththah dalam Al Ibanah no 205 (1/339), dan Al
Lalika’I no. 126 (1/92))
Dengan ini jelaslah bahwa
semua bid’ah adalah sesat, sebagaimana penjelasan ulama terhadap Ayat Al Qur’an
dan Hadits Rasulullah shallallahu’alaihi
wa sallam yang menerangkannya.
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar