A. Makna Salaf
Kata Salaf sering diucapkan. Maksudnya adalah generasi pertama dari kalangan
sahabat dan tabi’in (generasi pasca sahabat) yang berada di atas fitrah
(dien) yang selamat dan bersih dengan wahyu Allah. Mereka menyandarkan aqidah
kepada Alqur’an dan As sunnah yang suci. Pemikiran mereka belum ternodai
dengan pemahaman-pemahaman filsafat asing. Mereka telah berlalu sebelum
pengaruh filsafat-filsafat tersebut merusak kaum muslimin. Untuk mengetahui
batasan Salaf, maka kita harus mengetahui batasan jaman dan manhaj mereka.
B. Batasan Jaman
Adapun batasan jaman mereka adalah tiga generasi yang pertama yang telah
dipersaksikan oleh Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wassallam. Untuk keutamaan
mereka Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda,
"Sebaik-baiknya kalian adalah generasiku (Sahabat) kemudian orang-orang
sesudah mereka (tabi’in) kemudian orang-orang setelah mereka (tabi’ut
tabi’in)" (Shahih al-Bukhary, kitab Syahadat dari sahabat Imran bin
Husain)
Demikian itu dikarenakan segala kebaikan yang ada pada diri mereka, dan di
masa mereka kelompok-kelompok sesat belum menampakkan permusuhan dan belum
menguasai kaum muslimin sebagaimana yang terjadi sesudah mereka tiada.
Berarti yang dimaksud Salaf menurut tinjauan sejarah adalah para sahabat
Nabi, kemudian tabi’in, kemudian orang-orang yang mengikuti mereka secara
kebaikan.
C. Batasan Manhaji
Adapun batasan manhaji adalah orang-orang yang konsisten memegang
prinsip-prinsip Alqur’an dan Assunnah, mengutamakan prinsip tersebut di atas
prinsip-prinsip akal manusia dan mengembalikan semua permasalahan yang
diperselisihkan kepada keduanya, berdasarkan firman Allah Subhanahu WaTa’ala,
"Kemudian jika kalian berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah (Alqur’an) dan Rasulullah (Assunnah) jika kalian
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya"(An Nisa:59)
Inilah keistimewaan yang dimiliki oleh mereka (Ahlus Sunnah). Karena
kelompok-kelompok yang menyelisihi mereka dengan berbagai macam bentuknya
adalah tidak konsisten di atas manhaj (jalan) ini. Kelompok yang lain menolak
sebagian hadits-hadits, walaupun hadits tersebut shahih dan mentakwilkan
ayat-ayat yang sudah jelas dengan menyangka bahwa semuanya bertentangan
dengan akal sebagaimana terjadi pada ayat-ayat dan hadits-hadits yang
berkaitan dengan sifat-sifat Allah. Sebab tidak ada yang menetapkan secara
dhahiriyah dan menafikan tasybih (penyerupaan kepada makhluknya) kecuali
ulama Salaf dan orang-orang yang mengikuti mereka.
"Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) di antara
orang-orang Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan
baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Dan Allah
menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang
besar"(At-Taubah:100)
Orang-orang yang telah dijelaskan dalam ayat tersebut dengan sifat-sifatnya
adalah Salafush Shalih. Adapun orang-orang (generasi) setelahnya dan menempuh
jalan yang ditempuh mereka maka dinisbahkan kepada mereka dengan huruf
"ya", nisbahnya menjadi Salafi. Adapun orang-orang yang datang
setelahnya dan tidak mengikuti jalan mereka, mereka adalah khalaf dan mereka
bangga dengan keadaan yang demikian itu. Mereka memisahkan jalan mereka
sendiri dari jalan Salaf, khususnya dalam hal menetapkan Sifat-sifat Allah.
Bukti kongkrit yang demikian itu ada dalam makalah-makalah mereka yang
menyatakan jalan Salaf adalah selamat dan jalan khalaf adalah a’alam (lebih
berilmu) dan ahkam (lebih lurus). Makalah ini dan kebatilannya sangat mahsyur
(terkenal). Dan juga dibawakannya makalah ini sebagai bukti pengakuan
orang-orag khalaf bahwa mereka bukan di atas jalan Salaf, dan bahwasanya
jalannya Khalaf lebih banyak ilmu dan lebih lurus.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah membatalkan ungkapan ini dan menetapkan
bahwa jalan Salaf adalah menghimpun segala sifat-sifat yang baik. Maka dari
itu JALAN MEREKA adalah ASLAM (SELAMAT), ‘ALAM (ILMIYAH), DAN AHKAM (LURUS).
Dinukil dari kitab "Adwa’un ‘ala Kutubis Salafi fil-Aqidati"
Judul Indonesia "Berkenalan Dengan Salaf"
Penerbit Maktabah Salafy Press
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar