Menyikapi Orang Awam
Kaitannya dengan orang awam yang
berbuat bid'ah, Syaikh Rabi' bin Hadi al Madkhali ditanya: Orang yang
ikut-ikutan kepada pelaku bid'ah apakah mereka juga perlu kita hajr
(dijauhi atau diboikot)?
Maka syaikh menjawab: Orang yang
tertipu dari kalangan mereka (yakni orang yang jahil cuma ikut-ikutan)
dapat kita ketahui (oo.. ini cuma ikut-ikutan). Jangan tergesa-gesa
untuk mengatakan dia mubtadi', dia sesat. Ajarkan dulu mereka dan
terangkan dulu kepada mereka al haq. Karena kebanyakan mereka itu
menginginkan kebaikan, sampai shufi-pun menginginkan kebaikan. Demi
Allah, seandainya di sana terdapat kegiatan-kegiatan dakwah Salafy,
niscaya engkau akan melihat mereka akan masuk ke dalam salafy secara
berbondong-bondong ataupun perorangan. Jangan landasan yang ada pada
kalian itu adalah manghajr orang, mentahdzir orang, menjauhi umat,
jangan !! (tahdzir sana tahdzir sini). Hendaklah yang menjadi asas
(landasan) kalian adalah hidayatunnas (memberikan petunjuk kepada
manusia). memasukkan orang kepada kebaikan.
Permasalahan hajr
(memboikot seseorang karena melakukan kebid'ahan) ini terkadang dipahami
dengan salah. Kalau kamu menghajr orang seluruhnya lantas siapa yang
akan masuk ke dalam sunnah? (Siapa yang masuk ke dalam Salafy? sana
dihajr sini ditahdzir).
Wahai ikhwah sekalian, al hajr
terhadap ahlul bid'ah memang dilakukan seperti di zamannya Imam Ahmad
Rahimahullah dan ketika itu bumi penuh dengan Salafiyyun. Sehingga kalau
Imam Ahmad Rahimahullah mengatakan, "Fulan itu adalah mubtadi'" maka
gugur ia, tidak bisa bergerak (mubtadi' tersebut) karena banyaknya
salafy.
Adapun sekarang salafiyyah yang ada di
Zamanmu ini seperti rambut putih di sapi yang berwarna hitam. Hendaknya
yang menjadi landasan dakwah kalian adalah mengajak manusia kepada
petunjuk dan menyelamatkan mereka dari kebathilan (bukannya dihajr).
Tetapi ber-ramah tamahlah kalian ajak manusia, dakwahi mereka, dekati
mereka dan insya Allah kalian akan banyak meraih manusia masuk ke dalam
dakwah kalian.
Adapun kalau kamu gondok (cemberut
ketemu orang), karena beranggapan semua manusia menyimpang padahal kamu
tidak pernah menasihati mereka, tidak pernah menjelaskan sesuatu kepada
mereka, ini adalah keliru, yang seperti ini menutup pintu kebaikan pada
wajah manusia. Janganlah kaidah atau asas yang kalian bangun di atas
dakwah itu sekedar cela sana cela sini. Al Hajr itu kalau di zamannya
Imam Ahmad kalian mengatakan, "boikot dia, jauhi dia, hati-hati dari
dia" mungkin satu dari ahlul bid'ah itu akan kembali kepada al haq
karena terpaksa, dia akan kembali. Adapun sekarang kamu menoleh ke sana
kemari tidak melihat Salafy. Orang yang melakukan satu kebid'ahan
kemudian diboikot, karena dia merasa punya pengikut tidak mendengar
kalian malah sudah pergi bersama pengikutnya. Maka hati-hatilah dalam
perkara ini.
Hendaklah kaidah yang ada pada kalian
merangkul manusia. Demi Allah mayoritas manusia itu mereka menginginkan
kebaikan, mereka pergi ke masjid apa yang mereka inginkan? mereka
menginginkan surga, wahai ikhwah! Mereka menginginkan kebaikan! Tetapi
caranya, hendaklah cara yang kalian tempuh penuh dengan hikmah.
Demi Allah! Seandainya cara yang penuh
hikmah, yang penuh dengan kasih sayang, yang kamu tidak merasa lebih
tinggi darinya. Kalau orang itu merasakan kamu merasa lebih tinggi
darinya maka dia tidak akan masuk kepadamu. Dia tidak menginginkan al
haq dari kamu karena dia melihat kamu sombong. Akan tetapi Merendah
hatilah, dakwahi mereka dengan hikmah insya Allah banyak dari manusia
menjadi Salafy.
Kemudian syaikh membawakan sebuah contoh kasus:
India, tadinya kebanyakan mereka
adalah khurofi, penyembah kubur, penuh dengan khurafat. Kemudian
masuklah ahlul hadits, dengan membawa ilmu dan hikmah dalam dakwah.
Sehingga meraih jutaan ikhwah karena hikmah dan ilmunya tadi dengan
tiga-empat orang dari murid Syaikh Nadhir Hasan. Sehingga dengan dakwah
mereka ini, ahli hadits yang berdakwah dengan ilmu dan hikmah, berbalik
keadaan India kepala dengan kaki (180 derajat).
Kemudian salah seorang dari mereka
diuji oleh Allah, datang ahli bid'ah kemudian tiba-tiba mukul dengan
cangkul sampai selesai dipukuli. Perkiraan ahli bid'ah ini bahwa da'i
ini meninggal (padahal tidak meninggal, cuma pingsan)
Kemudian para pengikutnya datang dan
mengambil orang yang mukul ini dan dimasukkan ke penjara. Ketika da'i
ini siuman (sadar dari pingsan) berkata, "Mana yang memukulku tadi, ke
mana dia?" Dijawab, "Bahwa dia sudah dititipkan ke penjara" Maka dia
berkata, "Selamanya dia tidak akan di penjara, saya sudah maafkan dia"
Maka dijawab, "Tapi ia sudah dipenjara" Mereka tidak mau mengeluarkannya
dari penjara.
Akhirnya da'i ini yang tadi pingsan
dan mau mengeluarkan tapi tidak bisa, dia memberikan nafkah kepada
keluarga mubtadi' yang memukulnya tadi, karena tidak ada yang menafkahi
keluarga mubtadi tadi selama dipenjara. Yang memukul ini tadi ternyata
dia adalah tokoh mubtadi' dan ketika dia bebas dari tahanan karena
melihat keluarganya dinafkahi akhirnya dia menjadi seorang Salafy dan
ini banyak contohnya [1]. Kemudian juga dibawakan contoh di antaranya di
Sudan [2].
Yang saya inginkan tidak harus kalian
itu sampai ke tingkat ini. Akan tetapi yang aku inginkan dari kalian,
wahai ikhwah, adalah sedikit saja ada rasa hikmah, ada rasa lemah
lembut, ada kesabaran dan ada niatan baik. Sedikit saja empat sifat ini
tadi aku inginkan ada pada kalian. Hendaklah kalian memberi petunjuk
kepada manusia, demi Allah dengan akhlak yag penuh hikmah dan lemah
lembut manusa akan menerima dakwah kalian.
Tetapi kalau yang ada di sisi kalian itu kekerasan dan kekasaran, firman Allah Ta'ala,
لَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
"Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (Ali Imran: 159)
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam
ditegur oleh Alah seperti ini. Wahai ikhwah, semoga Allah memberkahi
kalian, sebagian ikhwan kita pada mereka terdapat kekerasan yang
berlebihan yang mengeluarkan seseorang dari Salafy (ooh.. dia itu bukan
Salafy... Maka dia gak pernah memasukkan seorangpun ke dalam salafy,
bisanya ngeluarian, ngeluarin, masukinnya mana? ooh saya bagian
pengeluaraan, bagian pemasukan ada lagi), ini ada sekarang.... mereka
inilah disebut para pengusir !!
Hendaklah mereka bertaubat kepada
Allah Azza wajalla dan memperbaiki akhlak mereka, semoga Allah
memberkahi kalian dan hendaklah kalian di atas cara seperti ini, jangan
yang menjadi landasan dakwah kalian adalah boikot sana boikot sini cela
sana cela sini.
Pembokitan terhadap ahlul bid'ah itu
disyariatkan kalau memberikan manfaat. Kalau kamu hidup di zamannya Imam
Ahmad Rahimahullah maka lakukanlah hajr! Akan tetapi di zaman siapa
kamu sekarang ini? Barokallahu fiikum, wajib memiliki sikap lemah
lembut, penuh hikmah, dan sabar. Mendekati manusia dan menunjukkan
mereka kepada kebaikan.
Dibawakan oleh al Ustadz Abdullah Sya'roni di sela-sela pembahasan kajian kitab Syarhus Sunnah lil Imam Al Barbahari
____________
Footnote:
[1] Berkata Ustadz Abdullah Sya'roni,
"Diantaranya kejadian yang pernah menimpa saya di Poso, dua kali saya
kena tonjokan dan satu kali kena tendangan. Seorang mubtadi', khurofi
mukul dua kali di majelis, otomatis masyarakat dan santri-santri membela
saya dan seandainya saya melawanpun bisa. Tetapi sabar, dan penuh
dengan hikmah, dan subhanallah dengan kejadian itu satu dusun mendukung
dakwah kita."
[2] Dahulu ada orang bernama Abul
Mahjub di daerah Sudan, dialah salah seorang yang telah menyebarkan
manhaj salafiyyah di Sudan. Sebelumnya orang-orang Sudan telah
menyerangnya, mengungkungnya dengan mengikat kakinya, lalu dilemparkan
keluar mesjid. Lalu seketika ia bangun, ia tertawa, dan tidak
menampakkan kedengkian terhadap orang-orang itu, dan dia tidak membalas,
atau yang selainnnya, dia hanya tersenyum dan tertawa. Bermula dari
sinilah para masyaikhnya beralih ke dakwah salafiyyin.MENYIKAPI ORANG AWAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar