Rabu, 15 Februari 2012

IHSAN DAN HIDAYAH

Ihsan dan Hidayah (ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc) Ihsan Perintah untuk berbuat ihsan cukup banyak, baik dalam Al-Qur’an maupun hadits. Contohnya dalam surat Al-Baqarah ayat 195, Allah I berfirman: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu dalam kebinasaan dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Baqarah: 195) Dalam hadits Nabi n disebut: Dari Syaddad bin Al-Aus z, ia mengatakan Dua perkara yang saya menghafalnya dari Rasulullah n, beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan terhadap segala sesuatu. Maka jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Dan jika kalian menyembelih, sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaknya seseorang dari kalian menajamkan pisaunya dan tidak menyiksa sembelihannya.” (Shahih, HR. Muslim) Pengertian Ihsan Ihsan yaitu berbuat baik ada dua macam: q Ihsan dalam beribadah kepada Al-Khaliq (Allah), yaitu mengeluarkan kemampuan untuk menyempurnakan ibadah dan memperbagusnya serta melaksanakan hak-haknya yang dhahir maupun yang batin. q Ihsan kepada makhluk yaitu dengan menyampaikan segala apapun dalam kemampuan seseorang baik berupa manfaat ilmu, jasamani dan harta untuk mereka. Begitu pula yang berupa nasehat keagamaan, keinginan baik dalam urusan dunia, bantuan dan anjuran untuk kebaikan. Oleh karenanya orang-orang yang muhsin (berbuat ihsan), mereka berbeda-beda tingkatannya dengan perbedaan yang jauh, sesuai dengan pelaksanaan mereka terhadap ihsan yang bermacam-macam kepada makhluk yang baik ataupun yang jahat. Bahkan sampai pun kepada hewan-hewan, sebagaimana sabda Nabi n: “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan atas segala sesuatu.” Hidayah Dalam Al Qur`an dan hadits terdapat banyak perintah untuk meminta hidayah. Apa sesungguhnya makna hidayah? Al-Hidayah atau Al-Huda (Petunjuk) Hidayah ada dua macam: 1. Hidayah kepada ilmu bimbingan dan pengajaran 2. Hidayah taufiq1 dan menjadikan petunjuk tersebut dalam qalbu Dua macam hidayah ini dicari di sisi Allah, mungkin dengan cara yang mutlak (umum) semisal ucapan seorang hamba: ”Ya Allah, tunjukilah aku”, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu petunjuk” atau memohon dengan cara yang lebih khusus yaitu memohon jalan petunjuk yang bermanfaat. Semisal ucapan seseorang yang shalat: “Tunjukilah kami jalan yang lurus”. Orang yang mendapat hidayah disebut muhtadi. Jalan terbesar untuk mendapatkan hidayah adalah Al Qur`an. Oleh karenanya Allah menyebutnya sebagai huda secara mutlak. Allah I berfirman: “Kitab Al-Qur`an ini tidak ada keraguan di dalamnya;petunjuk bagi orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah: 2) “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada(jalan)yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Al-Isra`: 9) Dan petunjuk ini mencakup perkara duniawi dan perkara agama yang bermanfaat. Wallahu a’lam. Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar